Minggu, 30 Mei 2010

PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PEMBUATAN KALIUM NITRAT

I. Tujuan Praktikum
Percobaan ini dimaksudkan untuk mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida dan mempelajari pemisahan garam tersebut dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan.

II. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini didasarkan pada pemisahan suatu garam hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan setiap bahan yang akan dipisahkan.

III. Teori
Pada umumnya kita tidak mengetahui komposisi dari larutan sampel yang akan dianalisis, sehingga sulit untuk membuat larutan standar yang mempunyai komposisi ionik yang sarna dengan larutan contoh. Untuk mengatasi hal ini dibuat suatu metoda yang disebut sebagai metoda kekuatan ion tetap. Metoda ini dilakukan dengan cara mencampurkan suatu larutan yang mempunyai kekuatan ion cukup tinggi ke dalam larutan standar dan ke dalam larutan contoh. Dengan demikian perbedaan kedua ion dari kedua larutan yang mempunyai konsentrasi yang berbeda dapat diabaikan sehingga kekuatan ion menjadi konstan (Purwadi,2000).
Ujung simetri dari pola geometris molekul-molekul adalah salah satu dari kumpulan yang luar biasa atau sama dengan kristal yang mana telah didefinisikan sebagai keadaan yang biasa (umum) untuk semua sifat-sifatnya tapi tak lebih dari sebuah/suatu indikasi. Dasar pokok persoalan prinsip ini adalah simetri dari struktural kristal dalam prakteknya adalah kedua posisi simetri dan intensitas dari sinar X atau difraksi spektrum neutron (Lingafelter, 1985).
Kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. kalium nitrat Merupakan komponen bubuk hitam teroksidasi (disuplai oksigen). Sebelum fiksasi industri nitrogen skala besar (proses Haber), sumber utama Kalium nitrat ialah deposit yang mengkristalisasikan dari dinding gua atau mengalirkan bahan organik yang membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber umum yang utama: amonia dari dekomposisi urea dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi bakteri untuk memproduksi nitrat (http://id.wikipedia.org).
Pada umumnya campuran digolongkan sebagai materi heterigen, artinya tidak seluruh materi ini mempunyai sifat yang sama. Akan tetapi, ada suatu campuran yang partikel-partikel tidak dapat dibedakan dengan mata biasa. Campuran tersebut dinamakan larutan. Oleh karenanya, larutan dianggap sebagai materi homogen walaupun keadaan yang sesungguhnya tidak homogen benar. Oleh karena proses pembentukan campuran merupakan proses fisis, maka partikel-partikel pembentuk campuran mudah dipisahkan kembali secara fisis. Pemisahan tersebut berdasarkan perbedaan sifat fisis dari partikel-partikel pembentuk campuran yang dapat dilakukan dengan berbagai cara (Kitty, 1996).
Natrium dan senyawanya sangat penting, logamnya sebagai aliasi Na-Pb, dipakai untuk membuat tetraalkil-Pb, dan banyak kegunaan industri yang lain. Baik Na+ maupun K+ penting secara fisiologis dalam hewan dan tanaman, sel-sel dapat membedakan Na+ dan K+ mungkin dengan beberapa jenis mekanisme pengompleksan (Cotton, 1989).
Dalam kristal ionik, seperti logam halida, oksida, dan sulfida, kation dan anion disusun bergantian, dan padatannya diikat oleh ikatan elektrostatik. Banyak logam halida melarut dalam pelarut polar misalnya NaCl melarut dalam air, sementara logam oksida dan sulfida, yang mengandung kontribusi ikatan kovalen yang signifikan, biasanya tidak larut bahkan di pelarut yang paling polar sekalipun. Struktur dasar kristal ion adalah ion yang lebih besar (biasanya anion) membentuk susunan terjejal dan ion yang lebih kecil (biasanya kation) masuk kedalam lubang oktahedral atau tetrahedral di antara anion. Kristal ionik diklasifikasikan kedalam beberapa tipe struktur berdasarkan jenis kation dan anion yang terlibat dan jari-jari ionnya. Setiap tipe struktur disebut dengan nama senyawa khasnya, jadi struktur garam dapur tidak hanya merepresentasikan struktur NaCl tetapi juga senyawa lainnya (Saito, 1996)

IV. Hasil Pengamatan
a. Data Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.
Pembuatan Garam Kalium Nitrat :
 15 gram KCl + 17 gram NaNO3 dilarutkan dalam 50 mL air panas, dan diuapkan lalu disaring.
 Hasil dari saringan diuapkan dan kemudian didingainkan, lalu disaring.
 Campuran bewarna putih terdapat endapan putih


 Terbentuk kristal kalium
2.
Pemurnian Kalium Nitrat :
 Larutan kristal kalium + aquades dan kemudian disaring.
 Terbentuk kristal kalium nitrat bebas ion.

b. Reaksi-reaksi yang terjadi


c. Perhitungan
Berat KCl yang ditimbang = 15 gram
Berat NaNO3 yang ditimbang = 17 gran
Mol KCl = 0,3 mol
Berat teoritis = 0,3 x 101
= 30,3 gram
Rendemen yang diperoleh :


V. Pembahasan
Kristal ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik antara ion bermuatan positif dan negatif. Kristal ionik biasanya memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik yang rendah. Namun, dalam larutan atau dalam lelehannya, kristal ionik terdisosiasi menjadi ion-ion yang memiliki hantaran listrik. Dalam kristal ion natrium khlorida, ion natrium dan khlorida diikat oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus, dan akibatnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion khlorida dalam kristal, walaupun intensitas interaksi beragam. Demikian juga, ion khlorida akan berinteraksi dengan semua ion natrium dalam kristal
Pada asam nitrat dan garamnya merupakan senyawa okso dari nitrogen yang sangat penting. Saat ini asam nitrit sebagian besar dibuat dari merubah nitrogen dalam atmosfer menjadi ammonia. Ammonia dibuat dengan mengoksidasi menjadi NO dengan adanya katalisator, kemudian NO diserap kedalam air yang mengandung oksigen. Pada temperature kamar, asam nitrat ada dalam bentuk fasa cair dan mendidih pada 84,1oC dan membeku menjadi kristal pada -41,59oC. Pada pembuatan kalium sulfit dari natrium sulfit denga kalium klorida, garam yang terjadi direklistlisasikan dengan air. Proses reklistalisasi ini dilaksanakan sehingga hanya terdapat ion K+ dan ion SO32+ saja yang tinggal di dalamlarutan atau tidak ditemukan lagi ion Na+ dan Cl-.
Pada percobaan ini kita membuat dan pemisahan garam kalium nitrat. Garam ini dibuat dengan mereaksikan larutan jenuh KCl dengan larutan jenuh NaNO3. Sebagian besar garam-garam nitrat bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air. Sehingga ketika kita larutkan dengan air maka akan seketika akan larut dengan mudah, tetapi kita menggunakan air panas dalam percobaan ini, agar ion-ion K+ dan NO3- mudah larut terpisah menjadi ion-ionnya, namun, beberapa garam nitrat dapat diperoleh dalam bentuk anhidrat dan tidak mengalami dekomposisi pada pemanasan yang cukup tinggi.
Pada proses pembuatannya kita mereaksikan anatara larutan KCl dengan NaNO3 dengan komposisi tertentu, dengan melalui pemanasan, didinginkan hingga kristal kalium terbentuk dan kemudian disaring. Pada pross ini, teknik reklistalisasi diperlukan, dimana zat padat sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan zat-zat yang kita inginkan, perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat pengotornya. Pada hasil kristal Kalium Nitarat kita lakukan pemurinian agar memperoleh hasil kristal yang murni, hal ini dilakuakan dengan menambahkan sedikit aquades hingga larutan kristal kalium nitrat bebas ion klorida. Pemberian aquades ini berfungsi agar ion klorida yang mungkin masih terdapat dalm kristal kalium dapat hilang.
Pada percobaan ini kita memperoleh kristal garam kalium nitrat sebesar 9,23 gram, dimana kristal tersebut bewarna puih. Hasil dari rendemen sebesar 30,7%, ini berarti yang berarti bahwa 60,3%nya adalah zat pengotor (residu) yang berada dalam sampel garam kalium nitrat tercemar.

VI. Simpulan
Dari hasil percobaan, kita dapat menyimpulakn bahwa kita dapat membuat kristal garam kalium jitrat dengan mencampurkannya dengan NaNO3 yang dilakukan dengan pemanasan dan penaringan yang kemudian di dinginkan yang kemudian terbentuk kristal.

Daftar Pustaka
Cotton, Albert, Wilkinson, 1989. Kimia Anorganik dasar. Universitas Indonesia. UI-Press. Jakarta.

http://id.wikipedia.org (diakses 3 Mei 2009).

Lingafelter, E.C.. 1989. Crystal systems.. Volume 62 Nomor 219. (http:// www.journalofchemicaleducation.com) diakses tanggal 30 Desember 2008

Purwadi KP. 2000. Penentuan Kadar Florida dan Klorida Dalam Serbuk UO2 Secara Potensiometrik Elektroda Ion Selektif dengan Menggunakan Teknik Pirohidrolisis. Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V.

Saito, Taro, 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Permission of Iwanami Shoten. Tokyo

Sura, Kitty, 1996. Kimia I. Intan Pariwara. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar